Hemmm!!! Sepekan terakhir banyak sekali beredar berita tentang penyanyi Angel Lelga Anggreyani, baik di situs internet, radio, televisi maupun surat kabar.

Angel Lelga dari dulu memang sudah menjadi isu seksi di kalangan artis terkait hubungannya dengan raja dangdut Rhoma Irama. Kini, isunya semakin menendang kuat karena menyeret nama seorang pejabat publik, Bupati Morowali Anwar Hafid (dalam berita disebut Anwar Hafidz). Anwar dalam berita itu sudah berstatus suami Angel Lelga dan konon memiliki seorang anak.

Nama Anwar Hafid masuk dalam pembicaraan seksi karena selain bupati, ia juga Pimpinan Partai Demokrat Sulawesi Tengah, partai yang juga seksi dalam berita-berita politik dan demokrasi di tanah air belakangan ini. Apalagi menjelang Pemilu, tensi pemberitaannya kian tinggi.

Di samping itu, Angel Lelga juga masuk dalam bursa calon anggota DPR dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Pasti tambah menarik. Semua komponen itu ikut melengkapi melejitnya popularitas Angel Lelga dan Anwar Hafid khususnya di kalangan masyarakat Sulteng.

Jujur saya sebetulnya tidak tertarik membicarakan hubungan Angel Lelga dan Anwar Hafid, karena selain ini urusan privat seseorang, juga hanya menguras energi. Masih banyak hal lain yang penting didiskusikan untuk kepentingan lebih besar, kepentingan rakyat Sulawesi Tengah, kepentingan bangsa.

Tapi karena banyaknya rekan yang mengirim berita ini ke saya, mendengar gosip ibu-ibu yang suka menonton acara infotainment bahkan beberapa orang meminta pendapat, membuat saya juga ikut terpancing membicarakannya. Mohon maaf bu Angel Lelga dan Pak Anwar jika tulisan ini menyinggung perasaan Anda.

Saya sangat yakin, tulisan ini berpotensi melahirkan gesekan pemikiran bahkan mungkin kecurigaan macam-macam terhadap diri saya, karena kedekatan personal saya dengan Anwar Hafid dan karib kerabatnya. Tapi tidak mengapa, itulah risiko penulis yang selalu ‘gatal tangan’ jika sehari tidak menulis.

Awalnya saya tidak tertarik karena ini ruang privat seseorang. Ini soal cinta, soal asmara, soal hati setiap insan manusia. Siapapun bisa jatuh hati kepada siapapun apalagi kepada artis cantik, muda, seksi nan tersohor, berdarah Tionghoa pula seperti Angel Lelga. Apalagi kalau keduanya menjalin hubungan yang sudah dilandaskan pada kaidah-kaidah agama yang mereka anut. Tidak seorang pun bisa menghalanginya.

Soal keduanya menyembunyikan asmara mereka ke publik sehingga dituding berbohong, itu urusan lain lagi.

Kalau pun keduanya menikah “diam-diam”, bisa jadi itu karena status Angel Lelga sebagai janda. Angel tidak perlu lagi mendapat persetujuan dari wali orang tuanya, sehingga boleh diwakilkan oleh wali hakim (tolong di koreksi jika salah, sebab ini terkait hukum agama). Dengan begitu mereka bisa menikah di KUA saja. Itu sudah cukup. Yang penting syarat sahnya nikah dipenuhi. Angel Lelga sah dimiliki suaminya dan sah untuk digauli. Artinya, Angel Lelga sudah terikat dalam status sehingga tidak bisa bebas lagi ke sana kemari.

Kendatipun demikian, ada hal lain yang ikut memantik sehingga banyak yang ‘sewot’ dengan masalah ini. Entah cemburu karena kalah bersaing dengan Anwar Hafid dalam merebut Angel, atau sebaliknya, tidak mampu ‘mengusir’ Anwar Hafid dari hati Angel Lelga. Tapi, magnitut dari aspek ini sangat kecil dan tidak ada indikator yang bisa dijadikan alat ukur.

Magnitut lain yang justru penyumbang terbesar seksinya berita ini adalah karena Anwar Hafid sedang berada di puncak kekuasaan dan itu jabatan publik. Bupati dan ketua partai besar.
Tapi jika itu alasannya, kenapa kita tidak meributkan sejumlah kiyai yang menikah lebih dari seorang perempuan. Kenapa kita tidak meributkan mantan Presiden Soekarno yang menikahi lebih dari satu wanita.

Bagi saya, isu ini baru menjadi penting jika, seandainya, Anwar Hafid menikahi Angel Lelga menggunakan dana APBD sehingga merugikan keuangan daerah. Isu ini akan menjadi penting dikonsumsi publik jika roda pemerintahan Anwar Hafid macet karena Anwar lebih sibuk mengurus Angel Lelga dibanding mengurus Morowali.

Hubungan keduanya menjadi problem jika sejumlah hadiah pernikahan yang diberikan Anwar bersumber dari dana suap dalam jabatannya sebagai kepala daerah. Masalah ini menjadi penting jika Anwar Hafid menikah dengan menggunakan uang hasil korupsi yang mengakibatkan rakyatnya terlantar. Masalah ini menjadi urgen jika istri pertama Anwar Hafid mencak-mencak dan mengadu ke Komnas HAM karena dizalimi akibat Anwar Hafid tidak berbuat adil. Jika itu terjadi, barulah menjadi persoalan serius.

Isu ini akan jadi berbeda, jika Angel Lelga itu anak di bawah umur yang lahir dari kalangan keluarga miskin, lalu diceraikan hanya lewat pesan singkat (sms). Ini baru problem serius yang bisa berujung pada diturunkannya Anwar Hafid secara paksa dari jabatannya.

Hubungan keduanya, juga menjadi masalah serius jika Anwar melanggar undang-undang pemerintahan daerah, melanggar hukum adat, melanggar pedoman agama atau merebut Angel Lelga dari suaminya yang sah. Tapi sejauh itu tidak ada yang dilanggar, apa masalahnya?

Jika benar pernikahan Anwar dan Angel sudah terkait hal-hal tersebut di atas, di situlah baru masuk ranah dimana kita bisa mengadili Anwar Hafid. Ranah dimana DPRD bisa memanggil Anwar untuk dimintai keterangan. Masuk ranah hukum karena menelantarkan orang lain.

Paling penting dari sekian banyak isu yang menerpa Anwar Hafid adalah mengontrol kinerja pemerintahannya. Membuktikan berbagai tuduhan, seperti suap dalam penerbitan izin usaha pertambangan. Ini justru lebih urgen dibanding sekadar mengumbar hubungan dia dengan Angel Lelga.

Tapi kita juga tidak bisa menafikkan faktor X, yakni faktor politik yang ikut mengipas-kipas hubungan asmara keduanya sehingga terus mencuat ke publik. Anwar dalam posisinya sebagai pimpinan partai dan Angel Lelga sebagai calon legislatif dari PPP. Ini faktor besar yang tidak bisa diabaikan.

Dari sisi manfaat politis, Anwar kian populer di Sulawesi Tengah. Ia akan lebih gampang dikenal dan hal ini memang dibutuhkan politisi.  Tetapi apakah ini juga berpotensi merusak komunikasi politiknya dengan publik, iya. Itu juga sangat besar. Apalagi cara pandang masyarakat kita, kerap lebih sibuk dengan urusan remeh-temeh dibanding hal-hal substantif.

Ini juga bisa menguntungkan Angel Lelga di daerah pemilihannya karena status pernikahannya tidak lagi diragukan, bahwa ada orang lain di belakang Angel Lelga yang bisa membinanya menjadi perempuan bermartabat.

Tetapi apakah Angel Lelga benar-benar memiliki integritas mewakili rakyat di DPR, ini panjang perdebatannya. Seberapa baik sumber dayanya dalam merespons masalah-masalah kerakyatan, kebangsaan, dan kenegaraan, hanya partai politik yang mengusungnya yang tahu.

Tapi tradisi politik kita saat ini, soal integritas kerap masih kalah dengan popularitas. Tidak sedikit wakil rakyat di DPR/DPRD yang hanya menjadi boneka politik karena tidak punya integritas politik kerakyatan, kebangsaan dan kenegaraan.